UPAYA MENGATASI BULLYING MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER (Studi pada Siswa SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang)

Muhammad Hafid, Fadhilla Surachmat, Eva Dewi, Dhara Pohan, Dian Fadiyah, Sevilla Rendy, Yunita Sitanggang, Nova Fitriani, Antonius Nugroho

Abstract


Perundungan diartikan sebagai suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara melukai secara fisik, verbal atau emosional psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang secara fisik atau mental lemah berulang kali tanpa perlawanan untuk membuat korban menderita dan biasanya para pelaku memiliki motif tersendiri. Pendidikan karakter berarti upaya manusia untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kinerja penyuluh mengacu kepada konsep-konsep kesadaran yang mampu mengatasi perilaku bully antar siswa. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja penyuluh dalam menyadarkan perilaku siswa. Kinerja penyuluh pendidikan dipersepsikan oleh tingkat kesadaran siswa yang menerima jasa penyuluhan anti-bullying. Faktor yang berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja penyuluh pendidikan karakter dalam mengatasi perilaku bullying antar siswa adalah: (1) Urgensi materi yang disampaikan oleh kelompok kerja dalam rangka mencegah perilaku bullying pada siswa SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang (2) Adanya dukungan penuh dari guru BK SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang dan para khalayak sasaran kegiatan. Sementara faktor penghambat tidak menjadi penghalang namun bisa diatasi oleh kelompok kerja, sehingga kegiatan dapat terlaksana dan mencapai hasil sebagaimana diharapkan.


Kata kunci : Perundungan, Pendidikan, Karakter



References


Bulu, Y., Maemunah, N., & Sulasmini. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying pada Remaja Awal. Nursing News, 4(1), 54–66. https://publikasi.unitri.ac.id/index.p hp/fikes/article/download/1473/104 7

Damayanti, dkk. (2016). Studi Kasus Dampak Psikologis Bullying pada Siswa Tunarungu di SMK Negeri 30 Jakarta.Jurnal Insight Vol 2(2), 86– 90. https://doi.org/10.21009/INSIGHT.0 22.14

Harahap, E., & Ika Saputri, N. M. (2019). Dampak Psikologis Siswa Korban Bullying Di Sma Negeri 1 Barumun. RISTEKDIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 4(1), 68. https://doi.org/10.31604/ristekdik.v4 i1.68-75

Putri, F., Suyanto, T. (2016). Strategi Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Di Smp Negeri 1 Mojokerto.Jurnal Kajian Moral Dan Kewarganegaraan,1(4), 62–76.

Rachman, D dan Syahrin A. M. N. (2018). Pelatihan Komunikasi Teman Sebaya Sebagai Upaya Meminimalisasi Bullying di Sekolah Menangah Atas Negri (SMA) 16 Samarinda. Jurnal Abdimas Mahakam Vol 2(2) https://doi.org/10.24903/jam.v2i2.36 9

Riauskina, I. I., Djuwita, R., dan Soesetio, S.R. (2005). ‘Gencet-gencetan’ di mata siswa/siswi kelas 1 SMA: Naskah Kognitif tentang arti, skenario, dan dampak ‘gencet-gencetan’. Journal Psikologi Sosial, 12 (01), 1-13.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.