PERAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DAN ROKRIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS DI SMAN 112 JAKARTA BARAT
Abstract
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini sangat erat kaitanya dengan kondisi remaja di Indonesia umumnya pada hari ini yang mengalami degradasi moral. Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran ilmu agama dan keberagamaan (religius) yang terkadang tidak begitu dipedulikan oleh siswa-siswi di sekolah umum dengan waktu yang hanya 3 jam pelajaran dalam satu pekan sehingga mengakibatkan kurangnya pendidikan karakter religius. Maka dari itu pendidikan karakter religius harus diperhatikan dan diupayakan pelaksanaannya. Pembentukan karakter religius dapat diupayakan melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis dan Rokris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Ekstrakurikuler Rohis (Rohani Islam) dan Rokris (Rohani Kristen) Dalam Pembentukan Karakter Religius di SMA 112 Jakarta Barat dan metode yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara kuesioner. Metode Kuantitatif yaitu survei dengan menyebar kuesioner dan penelitian dengan metode pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden atau dapat disebut sebagai wawancara tertulis. Objek penelitian ini adalah Peran Ekstrakurikuler Rohis dan Rokris di SMAN 112 Jakarta Barat. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina Rohis, pembina Rokris, pembina Osis, anggota Rohis, dan anggota Rokris. Teknik analisis data dengan analisis interaktif yaitu reduksi, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.
Hasil dari penelitian Peran Ekstrakurikuler Rohis dan Rokris Dalam Pembentukan Karakter Religius di SMAN 112 Jakarta Barat adalah dengan dijalankannya ekstrakurikuler Rohis dan Rokris, siswa-siswi dapat belajar berorganisasi dengan berdasar kepada keagamaan dan keimanan masing masing individu. Dan Pembentukan Karakter Religiusnya melalui, Pertama, bersyukur dengan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran. Kedua, beribadah yang meliputi : bagi Rohis adalah tadarusan, kegiatan mingguan, kegiatan bulan, kegiatan keputrian, SII (Kajian Islam), baksos (bakti sosial), dan peringatan hari besar, bagi Rokris adalah doa pagi, menghafal ayat-ayat, ibadah jumat, retret (Kajian Kristiani), baksos (bakti sosial), dan perayaan hari besar. Karena pembentukkan karakter religius tersebut adanya wujud hasil perilaku keberagamaan siswa-siswi anggota Rohis dan Rokris yaitu, memiliki perilaku sopan terhadap guru dan sesama, tidak memilih teman, tidak diskriminatif, dan suka menolong teman.
Kata Kunci : Peran, Ekstrakurikuler, Rohis dan Rokris, Pembentukan, Karakter Religius, Sekolah.
References
Daroeso, B. (1988). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.
Drs. Sofyan Tsauri, M. (2016). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di SMA Negeri 4 di Mojokerto.
Lestari, R. (2016). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam.
Pendidikan, M. (n.d.). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan.
Rachels, J. (2013). Filsafat Moral.
Refbacks
- There are currently no refbacks.