PERUBAHAN PERILAKU YANG TERJADI PADA KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI

Alifianisa Hasan, Iren Pramesti, Eric Janelson, Nuke Hardiningsih, Nashirah Ubaint, Erly Moriska, Imanuel Imanuel, Meilita Prilingga, Dea Renanda, Felix Primus

Abstract


Pelecehan seksual adalah merupakan issue tentang hak asasi manusia, yang mana membutuhkan perhatian dari dunia internasional maupun nasional. Meskipun kebanyakan orang peduli pada hal- hal berkaitan dengan pelecehan seksual dalam konteks global, di Indonesia, issue ini di tempat- tempat lokal, bahkan di lingkungan kampus sering terlupakan. Penelitian ini adalah penelitian awal, dan mencoba mengidentifikasi macam pelecehan seksual di kehidupan kampus di suatu universitas di Indonesia, bagaimana korbannya berusaha mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan bagaimana efeknya pada korban. Persepsi mengenai tindakan pelecehan seksual rupanay dipengaruhi oleh tingkat pendidikan korban, dan mungkin juga oleh latar belakang etnik, kepercayaan, dan status sosial korban. Kekerasan seksual  dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di kalangan kampus. Kasus kekerasan seksual dapat di sebabkan oleh faktor kesenjangan relasi.  relasi  gender  timpang  yang  di  dukung  oleh  rape  culture  menempatkan perempuan sebagai korban utama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik yang  di  gunakan untuk mengambil data  yaitu menggunakan kuisioner yang kelompok kami sebarkan kepada 50 orang dan memperoleh 22 orang yang pernah mengalami kekerasan seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswa yang menjadi korban pelecehan seksual belum tentu memiliki luka akibat kekerasan. remaja yang menjadi korban pelecehan seksual pasti memiliki dampak baik dari psikis maupun sosial. Dampak pada remaja yang mengalami pelecehan seksual bisa menjadi dampak jangka panjang yang sangat mempengaruhi masa depan . Dampak yang ditimbulkan bisa berupa malu, kecemasan, menyalahkan dirinya sendiri, dan juga depresi. Alternatif bantuan yang bisa diberikan untuk anak yang menjadi korban pelecehan seksual yaitu berupa Konseling Perilaku Rasional Emotif.

Kata kunci : Kampus, Universitas, Seksual, Perempuan, Remaja

References


Diah Purbararas Sekolah Menengah Pertama Negeri, E. (n.d.). PROBLEMA TRAUMATIK : KEKERASAN SEKSUAL

PADA REMAJA.

Iskandar, W., Azizah, N., & Satriani, S. (n.d.).

PENGARUH PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP MENTAL SISWA DI DUTA PELAJAR GOWA.

Rusyidi, B., Bintari, A., & Wibowo, H. (2019).

PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL: STUDI

AWAL DI KALANGAN MAHASISWA

PERGURUAN TINGGI (EXPERIENCE AND KNOWLEDGE ON SEXUAL HARASSMENT: A PRELIMINARY STUDY AMONG INDONESIAN UNIVERSITY STUDENTS). Share : Social Work Journal, 9(1), 75.

Wulandari, R., & Suteja, J. (2019). Konseling Pendidikan Seks dalam Pencegahan Kekerasan Seksual Anak (KSA). Prophetic: Professional, Empathy and Islamic Counseling Journal, 2(01).

Adi Permana. (2022). “Pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi”, https://www.itb.ac.id/berita/studium- generale-itb-pencegahan-dan- penanganan-kekerasan-seksual-di- perguruan-tinggi/59037, diakses pada

Desember 2022

BEM REMA UPI. (2020). “Kok Kekerasan Seksual bisa Terjadi di Kampus?”, http://bem.rema.upi.edu/2020/12/18/,

diakses pada 1 Januari 2023

Law.ui.ac.id . (2021, 25 April). Bahaya Dampak Kejahatan Seksual. Di akses pada 9 januari 2022, dari https://law.ui.ac.id/bahaya-dampak- kejahatan-seksual/


Refbacks

  • There are currently no refbacks.