PERAN AKTIF GENERASI MUDA DALAM MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL TARIAN TRADISIONAL MELALUI MEDIA SOSIAL

Melisa Khumara, Salza Syaira Jihan Maharani, Siti Nurumiyah, Selvia Dewi, Hermiyati Choirulika Rachma, Sheila Chriestania Telaumbanua, Putri Rahayu, Alfina Dian Kusumawati

Abstract


Dalam konteks globalisasi saat ini, pemertahanan kearifan lokal menjadi semakin penting. Warisan tari tradisional merupakan salah satu aspek kearifan lokal yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Saat ini, tari tradisional mulai sepi peminat dan ditinggalkan oleh kalangan tertentu termasuk anak muda. Jika tidak ada yang tertarik dengan kesenian tarian tradisional, ekspresi tarian tradisional ini mungkin akan dihentikan. Oleh karena itu, peran aktif generasi muda dalam menjaga dan mempertahankan kearifan lokal tarian tradisional sangat penting. Melalui pemanfaatan media sosial, generasi muda dapat mengubah arah yang akan diambil oleh kearifan lokal di masa depan. Maksud dan tujuan dari penelitian ini ialah untuk melindungi serta menyelamatkan tarian tradisional agar terjaga kelestariannya dan dapat dinikmati di masa mendatang. Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan Google Form sebagai kuesioner untuk mengumpulkan data yang relevan untuk penelitian ini, yang berfokus pada generasi muda di era modern. Hasil temuan penelitian ini mengarah pada kesimpulan atau solusi tersebut sebagai berikut; perlunya kesadaran dari usia yang lebih muda untuk ikut melestarikan Gerakan tarian tradisional agar tetap terjaga untuk masa depan, yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan kembali gerakan tarian tradisional melalui media online seperti YouTube, Instagram, dan sebagainya dengan cara imajinatif untuk menarik usia muda lainnya untuk melestarikan tarian tradisional.

Kata kunci: Kearifan lokal, tarian tradisional, generasi muda, media sosial


References


Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta 2010.

Campbell, D. (1986). Mengembangkan Kreativitas.

Dee’ Anastatia. (2021). Upaya Pelestarian Budaya Indonesia.

E, I., A, T., & C, S. (2021). Upaya Mengatasi Pengaruh Negatif Budaya Asing Terhadap Generasi Muda di Indonesia.

Ellul, J. (1967). Manusia dan Teknologi.

Jazuli, M. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni.

Juwita, S. R., & Bachtiar. (2019). Membangun karakter dengan teater 1. Konferensi Nasional Bahasa Dan Sastra, 5, 34–37.

K. Philip, K. L. K. (2016). Marketing Management

Karmadi, A. D. (1983). Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya. 48.Lail, J., & Widad, R. (2015). Belajar Tari Tradisional Dalam Upaya Meletarikan Tarian Asli Indonesia. Inovasi Dan Kewirausahaan, 4(2), 102–104.

Laily, I. N. (2022). Tari Tradisional.

Mirdamiwati, S (2014) Peran Sanggar Seni Kaloka Terhadap Perkembangan Tari Selendang Pemalang di Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pamalang.

Pamungkas, S. A. (2022). Melestarikan Kesenian Tradisional Melalui Multimedia.

Ratih, E. (2001). FUNGSI TARI SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN (The Function of Dance as A Performing Art). Harmonia Journal of Arts Research and Education, 2(2), 67–77.

Sandi, N. V. (2018). Pembelajaran Seni Tari Tradisional Di Sekolah Dasar. Jurnal Dialektika Jurusan PGSD, 8(2), 147–161.

Setiadi, K. (2019). Pengaruh Kearifan Lokal dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Peserta Didik. Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 2(1), 1–19.

Siahaan, D. A. (2015). Mempertahankan Budaya Lewat Komunitas Tari Tradisional.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta, 2018.

Wibowo, A. G. (2015). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah.

Wiratna Sujarweni, V. (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Pustaka Baru Press.

Yulianingsih. (2014). Kajian Pustaka Kesenian. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.