PENANGANAN KASUS PERUNDUNGAN DI SMA 57 JAKARTA
Abstract
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa,2008). Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin
akan menunjukkan sifat kekerasan. Seperti yang dialami seorang remaja 15 tahun di Denpasar, Bali, yang tega membunuh temannya sendiri karena dendamnya kepada korban. Pelaku mengaku kerap menjadi target bullying korban sejak kelas satu SMP. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor penyebab terjadinya bullying oleh remaja, peran-peran dalam tindakan bullying, dan jenis-jenis bullying. Sumber data tulisan ini dilakukan dengan metode studi dokumentasi.
Dalam artikel ini didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying bisa datang dari individu, keluarga, kelompok bermain, hingga lingkungan komunitas pelaku. Tindakan ini sangat berhubungan dengan dunia pekerjaan sosial, yang dalam kasus ini dituntut
untuk menjadi konselor bagi pelaku bullying.
References
(n.d.). Retrieved Juni 12, 2017, from http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47777/Chapter%20II.pdf;jsessionid=35D4422C5DB57C049D80F2372527001B?sequence=4
Ariesto, A. (2009). Pelaksanaan Program
Antibullying Teacher Empowerment. Retrieved Juni 12, 2017, from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123656
Carroll, A., Houghton, S., Durkin, K., & Hattie, J.
(2009). Adolescent Reputations and Risk. New York: Springer.
Coloroso, B. (2007). The Bully, The Bullied, and The Bystander. New York: HarperCollins. Depresi Gara-gara Dibully, Remaja
Ini Pilih Bunuh Diri. (2016, Desember 4). Retrieved Juni
, 2017, from Tribun Jogja: http://jogja.tribunnews.com/2016/12/04
/depresi-gara-gara-dibully-remaja- inipilih-bunuh-diri
Lee, A. (2010). How to Grow Great Kids. Oxford:HowTo Content.
Raharjo, ST. 2015. Assessment untuk Praktik Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Bandung: Unpad Press, 2015. Dasar Pengetahuan Pekerjaan Sosial. Bandung: Unpad Press., 2015. Keterampilan Pekerjaan Sosial: Dasar-dasar. Bandung, Unpad Press.
Sukiswanti, P. (2015, November 2). Remaja di Bali Nekat Bunuh Temannya karena Sering Dibully. Retrieved Juni 12, 2017, from
sindonews.com: https://daerah.sindonews.com/read/1058287/174/remaja-di-bali-nekat- bunuhtemannya-karena-sering- dibully1446470519
Surono, A. (2017, Mei 12). Tragis Murid SD Usia 8 Tahun Gantung Diri Pakai Dasi Gegara Di-bully Teman Sekolah. Retrieved Juni 12, 2017, from Tribun Medan: http://medan.tribunnews.com/2017
/05/12/tragis-murid-sd-usia-8- tahungantung-diri-pakai-dasi- gegara-di-bullyteman- sekolah?page=4
TimSejiwa. (2008). Bullying: Panduan bagi Orang Tua dan Guru Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Refbacks
- There are currently no refbacks.